Foto: Gonsa Thundang
Lokasi: UNIKA St. Paulus Ruteng
Seperti waktu-waktu yang
sudah-sudah, hujan tetap berkunjung dan kita tetap temu tetap berujung
pamit untuk pulang, karena hujan tetangga sebelah telah berpamitan untuk pulang
begitu juga kami. Membereskan rema-rema percakapan kami yang terbuang di bagian
pinggir bibir yang mulai berbusa.
Hujan tetangga sebelah
berpamitan pulang, dan telah beranjak hilang dari pandangan mata pikiran
orang-orang takut mandi. Sempat menawarkan untuk mengantar ragamu untuk pulang,
namun jiwa kita terus duduk di sana, saling berbincang soal masa depan yang
hendak diprediksi oleh kita dalam harapan yang berwujud doa yang berujung
amin.
Tawaran itu berwujud
tutur yang disampaikan pikiran melalui perantara mulut yang rada diam sedari
tadi saat hujan sangat berisik mendiskusikan hal-hal yang hidup karena air mata
yang tidak buaya itu. Dia mengiyakan ajakan untuk pulang bersama saat
hujan-hujan itu beranjak dari situ dan pulang. Ciri Khas ras terkuat di bumi
untuk berkomunikasi dengan lawan kubu mereka, menganggukkan kepala tanpa ada
suara atau bunyi-bunyian surga yang keluar dari ujung bibir mereka, entah apa
yang dia maksud.
Kaum mereka memang
serumit itu untuk berkomunikasi dengan ras lain, yang pasti mereka memiliki
bahasa tersendiri dengan sesama mereka. Hal yang bisa dilakukan adalah memahami dan berusaha
menerjemah setidak-tidaknya satu atau syukur-syukur kalau lebih dari satu
kalimat.