![]() |
Ilustrasi: Gonsa Thundang |
Di kepalaku ada rumah,
tempat segala ingatan bergumul,
atapnya mendung,
pintu-pintunya terkunci,
tangga kecil melingkar,
menanti siapa yang berani mendaki.
Di sekitarnya payung-payung terbalik,
merah seperti luka,
tergantung tanpa angin,
melawan gravitasi dunia.
Aku adalah wajah tanpa suara,
tersenyum dalam hujan rahasia,
pakaian tenun doa,
sulamannya cerita lama,
setiap garis adalah perjalanan,
setiap helai adalah tanda tanya.
Rumah ini bukan hanya milikku,
ia tempat berteduh mimpi-mimpi hilang,
dan kadang,
tangisan langit pun singgah
menemani dinding-dinding sepi.
Apakah kau melihat?
Atapku memanggil,
bukan untuk masuk,
tapi untuk memahami,
sebuah rumah
dalam diri sendiri.