Foto: Gonsa Thundang
Lokasi: Gereja Katedral Baru Ruteng
Hati apa kabar di hari ini.? dimana februari kian menepi dan berganti diri menjadi pencuri bulan tetangga kiri yang suka iri hati.
Adakah kata yang sempat menodai makna hingga hati dan naluri menjadi nyeri di hari ini?
Diri berharap lukanya kian mati dan bangkit kembali menjadi benih hati, yang siap tumbuh menjadi teratai putih di antara genangan luka yang alergi bakteri benci.
Yah...
Diri dengar, hari-hari belakang ini banyak duri yang menjelmah menjadi melatih, menusuk tuan putri dari kiri menggunakan belati, hingga banyak hati yang tercerai - berai dan mati.
Memang benar, sangatlah sulit untuk sembuh, sehat, kuat, bangkit dan menjadi berani seperti rajawali dan terbang tinggi hingga membias bagai pelangi abadi di ingatan setiap pribadi.
Tapi ini harapan hati, yang bermimpi menjadi diri, pribadi yang mandiri tanpa rasa sepi dan melawan sendiri yang selalu menghantui hati kami para kaum pribumi.
Terima kasih kepada gemini dan para Aksara di'a nai yang menjadi abri diri hingga sepi tak lagi jadi nyeri dan sendiri diri yang berganti menjadi harum yang mewangi hari.
Tetaplah menjadi ibu peri yang baik hati, dan menjadi matahari yang selalu mendoktrin diri para petani kopi, agar kami penikmat kopi dan hati Menjadi kiri yang manusiawi.
Salam hangat dari hati dan para pejuang literasi yang masih berdiri melawan para petinggi yang kian hari mengaku diri menjadi tuhannya para kaum pribumi, sampai-sampai budi pekerti disudutkan dan dilemparnya ke jeruji besi yang berduri
Tenang lah Tenang nai
Ada badai mendewasakan Nai, ada juga tenang yang damai. Ada doa pada warna pelangi yang terbingkai dari rahim yang paling abadi mama pertiwi. Tetaplah bermimpi, berevolusi, resolusi, beraksi dan berjuang diri para Bandit dan ingat, belok kiri jalan terus jadilah baik hati dan manusiawi.
Tertanda hati