![]() |
Foto: Gonsa Thundang |
Setelah berjuang mati-matian, akhirnya yang mati itu bangkit kembali. Tumbuh berjuang di antara perasaan mencekam yang kejam dan sedih yang sangat letih. Banyak rona nona yang bertopeng anggun, namun pada kenyataannya, menyimpan haru yang keruh dalam pikiran yang kian beradu pada bila pikiran yang kian tumpul.
Nona, bilah sering melamun akan tumbuh banyak jerawat yang mulai berbusa di permukaan yang sangat halus, bak kain sutra ditenun menggunakan warna biru tua yang sudah lansia. Ditambah lagi, keriput di tepi bibirmu yang mulai mengkerut seperti jalan rusak di kampungku, yang jauh di timur tanahku. Ah, tanah legenda yang sering dongenkan oleh leluhur tentang kemasyurannya dulu, namun kini hancur oleh segelintir orang dan tuan kota. Bahkan jalanan saja yang jarang diperhatikan dan diberi perawan tan skin care mahal dari pemerintah.
Setelah sekian lama melamun, dari jauh, saut malu menyapamu tanpa permisi dan sopan santun.
“Nona, ada apa pada lamunanmu yang murung itu?” dengan nada tanya yang gemas dan penasaran.
“Hai, Nana, hujan akhir-akhir ini berkunjung pada tepi langit, dan air tergenang di kelopak mata yang mulai lembab karena derung berkepanjangan di kotaku. Ditambah lagi, air dan mata yang jarang keluar dari selongsong pancuran air di rumahku yang dekat dengan tuan kota,” gerutu Nona dari lamunannya yang masih sama-sama duduk di wajahnya.
“Setahu Nana, tuan kota sudah memberitakan kabar baik tentang air dan mata yang sudah dialihkan melalui selongsong besi. Katanya, air dan mata akan terus mengalir,” kata Nana dengan rasa percaya dan bimbang akan informasi itu.
“Nana, air dan mata yang dikatakan itu hanya tong yang kosong, dan selongsong itu telah menjadi besi runcing yang mulai menggerogoti tenggorokan kami, kalau-kalau kami mulai mengeluh tentang air dan mata,” kata Nona, sembari air matanya mulai turun dan kebanjiran di pipi wajahnya.
Diam kembali datang di sela-sela perjumpaan Nona dan Nana di sore ini, karena Nana memikirkan perasaan Nona yang dia lihat dari raut wajah yang sedari awal perjumpaan kurang bersahabat.