Arsip-Arsip Ingatan


Arsip-Arsip Ingatan


Kami pun mulai merapikan kembali arsip-arsip ingatan yang sempat diobrak-abrik kemarin. Seseorang mencoba mencari data lama yang dirindukannya di dalam ruang kecil itu, perpustakaan ingatan dalam kantor kepala manusia. Sambil merapikan, dia mencoba melihat arsip-arsip yang mungkin terserak di luar jendela ruangan kecil itu. Sesekali dia membaca, mengamati, dan mengenang kembali ingatan yang masih terselip di antara rindu, atau yang mungkin sudah rusak dimakan waktu, tergerus ketika rasa lapar hadir karena lupa sarapan.


Ternyata, betapa sulitnya menjadi seseorang yang bertugas di bagian pengarsipan, terlebih menjaga arsip ingatan yang terus bertambah di setiap tahun, bulan, hari, jam, detik, dan menitnya. Belum lagi soal rayap dan waktu yang sering kali mencuri-curi kesempatan untuk menggerogoti arsip-arsip itu. Begitu berat tanggung jawab itu dijalani.


Saya teringat seorang kawan jauh di atas sana. Dialah yang melahirkan arsip-arsip tersebut dalam ruang tertutup, di balik jeruji pandangan yang sepi dalam hitam yang tenang. Arsip-arsipnya kemudian mendunia, dan sering kali saya ceritakan kepada mereka yang jauh dari pandangan.


Lain kali, jangan tiba-tiba datang tanpa kabar. Konfirmasikan beberapa hari sebelumnya, agar kami tak keliru membongkar tumpukan arsip tua di rak-rak yang tak bernomor.